Kamis, 29 Oktober 2009

jupiter mx 300cc

Yamaha Jupiter MX 135LC - Buncit 300 cc!


Yamaha Jupiter MX 135LC (Jakarta)
Buncit 300 cc!


Pasti kaget begitu tahu volume silinder Yamaha Jupiter MX 135LC ini. Bebek yang aslinya hanya 135 cc dibore-up sampai 300 cc. Ini kelakuan edan Oliver P. Siahaan, kerja bareng dengan Hawadis dari HDS Racing, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Angka 300 cc didapat dari diameter x stroke, yaitu 71 mm x 76 mm. “Kalau dihitung iseng menggunakan kalkulator dicapai 300,75 cc. Lebih dari 300 cc kan!,” jelas Oliver yang memproduksi banyak blok bore up.

Untuk mecari diameter 71 mm tinggal comot piston punya Yamaha Scorpio oversize 100. Namun harus diakali. Lubang pin piston Scorpio 16 mm. Harus dibuatkan bosh supaya pas dengan pin seher yang 14 mm.

Justru yang repot pasang liner di blok agar masuk piston gambot itu. Dipilih boring dari mesin diesel yang tahan kompresi tinggi. Boring gede berakibat lubang water jacket atau tempat lewatnya air pendingin jadi tertutup. Tapi, posisi lubang baut blok tetap tidak berubah.

Namun akibat penggantian boring yang gede, lubang crankcase harus diperlebar. “Crankcasedibesarkan hingga menganga 76 mm,” jelas Oliver yang juga menggandeng mahasiswa Institut Teknologi Nasional Bandung.

Untuk memperkuat, sisi-sisi blok dilas argon. Termasuk blok sisi dalam yang menghadap rantai keteng. Juga kena las argon. Pengerjaannya dipilih di Bandung. Sebab di Jakarta tidak ada yang sanggup.

Disusul mengakali agar stroke mencapai 76 mm, padahal aslinya hanya 58,7 mm. Naik tajam 17,3 mm. Didapat dengan cara memindahkan pin kruk as sampai keluar bandul poros engkol itu. Biar kuat ditahan dengan las listrik.

Diakali juga dengan mengganti setang piston standar yang kelewat panjang. “Dicomot punya Honda CB100 K5 dengan alasan lebih pendek dan diameter big end sama dengan pin kruk as Jupiter MX,” argumen Oliver yang gawe di PT Jafta Indoland, Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat.

Meski setang piston pendek, tetap saja harus dibuatkan pengganjal atau adaptor di blok bawah. Dipilih bahan dari aluminium setebal 15 mm. Diimbangi paking kepala silinder 0,5 mm. Pas.

TUTUP LUBANG AIR
Water jacket di blok sudah tertutup. Otomatis pendinginan hanya mengandalkan udara. Beda dengan di kepala silinder, tetap menggunakan pendingin air. Namun agar air tidak masuk ruang bakar lantaran piston yang besar, lubang harus ditutup las argon. Kemudian diratakan kembali.

Juga diikuti pasang klep lebar. Dipilih milik Suzuki Raider 150. Lebar payung in 22 mm dan ex 19 mm. Namun batang klep cukup pendek. Harus diimbangi baut setelan klep yang panjang. Dipilih buatan TDR Thailand.

DIPERBANYAK?
Kini Oliver sedang memperbanyak blok Jupiter MX bore up 300 cc. Sekarang dalam proses pengerjaan gambar di komputer. Selanjutnya dibuat die cast atau cetakan. “Proses pengecoran dikerjakan di Solo,” jelas Oliver yang bisa dikontak lewat 0811-18-8132.

pertarungan cdi unlimiter

Pertarungan CDI Unlimiter: CDI Rextor, CDI BRT, XP 202, CDI Cheetah

Lompat ke Komentar

OTOMOTIFNET – Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali ini Otonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COM kembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125.

Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.

Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.

Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.

Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.

Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member Forum OTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).

Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.

Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?

Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.

CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm

Pengetesan Tahap 2: Siapa Akselerasi Tercepat?

Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.

Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.

CDI Standar
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.0
0-200 14.7
Bintang Pradipta
0-100 11.7
0-200 16.7
Popo
0-100 09.0
0-200 14.1

CDI BRT Neo Click
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.3
0-200 15.1
Bintang Pradipta
0-100 09.4
0-200 14.2
Popo
0-100 08.5
0-200 13.3

CDI Cheetah Power CP 400
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 08.1
0-200 12.9
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.6
Popo
0-100 09.3
0-200 14.4

CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 09.5
0-200 14.4
Bintang Pradipta
0-100 09.7
0-200 14.6
Popo
0-100 09.1
0-200 14.0

CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.6
0-200 15.4
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.5
Popo
0-100 09.2
0-200 14.1

Pengetesan Tahap 3: Sipa Konsumsi Bahan Bakar Teririt?

Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan burette (gelas ukur), cara pengetesannya dengan melihat siapa yang paling cepat menghabiskan 100ml bensin. Secara sederhana dari hasilnya bisa dilihat, yang cepat habis berarti boros sedang yang lama abisnya berarti irit.

Saat pengetesan motor dalam keadaan diam dengan suhu mesin dipatok pada kurang lebih 70 derajat celcius. Dan putaran mesin dibuat statis pada 5000rpm. Pengukuran dilakukan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, dan David. Didapat hasil rata-rata sebagai berikut:

CDI Standar : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11,84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7,89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1,31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1,31%)

Pengetesan Tahap 4: Siapa Power Tertinggi?

Test terakhir ini dilakukan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic milik bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dilakukan tanpa ubahan apapun pada motor. Bahkan settingan angin dan bensin pada karburator dibuat seragam meski gonta ganti CDI. Pengetesan dilakukan 2 kali, dengan spuyer standar dan dengan spuyer yang sudah naik satu step dari standar. Ukuran 35/75 menjadi 38/78.

CDI juga tetap menggunakan pilihan klik/kurva yang sama dengan 3 test sebelumnya. Pada pengetesan ini suhu mesin dipatok seragam pada 90 derajat celcius sebelum mesin digas. Berkat blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin selama pengetesan bisa stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Dan tiap CDI punya kesempatan 5 kali run. Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan.

Sesi pertama tanpa jeting
Max Power CDI Standar : 8 dk
Max Power CDI XP : 7,8 dk
Max Power CDI Rextor : 7,9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7,3 dk
Max Power CDI BRT : 7,7 dk

Selasa, 27 Oktober 2009

bore up mio

Blok Bore Up Mio

Bore Up Mio

Alhamdulillah,

Wanita memang ngga mau ketinggalan, dan pabrikan yamaha motor Indonesia sudah mengantisipasinya. Dengan menurunkan tunggangan bernama MIOBI, Halah… kok malah nyerempet2 kesitu… Nganu, maksud saya motor yamaha Mio memang diluncurkan untuk menanggapi era modernisasi, dan bagi orang-orang yang modis, dinamis dan mobilitas tinggi tapi anti repot. Dengan slogan yang sering dibanggakan pemakainya ” HARI GENEEE MASIH OPER GIGI?!” menyentil keras pengguna motor-motor “kuno” di jalanan. Tapi pengguna motor bebek pun bisa dengan mudah mencela pemakai motor matic, apalagi yang sudah kena korek harian didalam mesinnya oleh RAT Motorsport, ehm.. ehm.. Beettzzz langsung diangkat-angkat, wheelie di gigi 1 , masuk 2 , njemping, masuk 3 nyentak! bujubuneg… Kesetanan saking tidak mau dihina.

Penyemplak matic satu ini pun tak mau kalah, maka dibawalah Yamaha Mio ke Graha Dukun Motor RAT SPEED untuk di carikan ajimat sakti buat motornya

pasien : “mbah, niki spedah kulo wegah mlayu pripun nggih penake…?” (mbah, ini motor saya tidak mau lari gimana solusinya? -red)

si-mbah : “uhuk… uhuk.. nek spedahmu iso ngadeg banjur trus mlayu opo ora medeni uwong2?” (kalau motormu bisa berdiri terus berlari apa orang-orang tidak pada takut semua?” -red)

pasien : GUBRAKK!!! “maksud kulo, i want my mio can run fast like a comet!”

si-mbah : MLONGO -ngomong opo bocah kui-

terpaksa kita potong pembicaraan antara si-Mbah dan pasien karena percakapannya bakal lama, gak nyambung-nyambung… hehehhe. “Dana tidak masalah, yang penting motor ngibrit mbah., ” begitu pesannya. “Kalau mau ngabuburit nanti agak sorean saja…” jawab si mbah ngga nyambung lagi. Pusing-pusing wis pokoknya motor ditinggal, sang pasien menyerahkan, kunci kontak, stnk, dan segepok uang tunai untuk memberi suntikan tenaga baru pada motor matic kecintaannya. Si mbah yang melihat duit langsung kembali perkasa layaknya waktu muda, “Allrite beibeh, im gonna pimp your ride” jawab si mbah semangat. Oalah, wong gendeng!

Setelah sang empu pergi, si mbah pun baru sadar, namanya dukun, dikasih duit banyak malah ngelu (pusing- red) diapakno iki…

Distarterlah vespa si Mbah untuk pergi ke Mall, belanja-belanja, shoping je.. Tapi yang ini Mall untuk motor, belanja part racing dan performa untuk Yamaha Mio. Barang-barang import dari Thailand semua diborong.. Baru kali ini simbah berlagak jadi borju, hehehe… tunjuk sana-tunjuk sini. Biasanya cuma bisa ngiler kalau di etalase speed shop :)

Mesin dibongkar, kerja utama adalah memperbaiki torsi mesin. Karena motor matic bekerja utamanya memanfaatkan daya sentrifugal , maka untuk menciptakan lontaran yang kuat pada kruk as, perlu disokong oleh piston besar dan kompresi padat. Tidak tanggung-tanggung, piston honda CS-1 yang baru di launching oleh Honda langsung dibenamkan di dalam silinder blok Mio. Kapasitas sekarang melonjak drastis jadi diatas 150 centimeter cubic. Dengan kontur piston agak jenong dijamin mampu melesakkan bahan bakar berdentum di ruang bakar. Ditambah lagi papasan pada pantat blok sebanyak 1.5 mm. Ngeri…

Porting Head by RAT :: PASTI PAS!

Porting Head by RAT :: PASTI PAS!

Pasokan udara/bahan-bakar perlu ditambah untuk mensuplai kapasitas baru di dalam silinder, oleh karenanya lubang pemasukan- dan pembuangan di head cylinder tak luput oleh pisau tuner digital terbaru milik mbah RAT. Dihitung melalui RPM yang dimau, dikalikan panjang langkah, dibagi konstanta, dikalikan kuadran diameter porting berbanding diameter piston maka ditemukan puncak tenaga yang pas di 7.500 RPM. Torsi puncak di kisaran 5.000 RPM. Tapi oleh pir cvt pada putaran 1.500 RPM tenaga mesin sudah dibuka sepenuhnya.

1.500 RPM out perform

Tak ubahnya noken as, perangkat pengatur buka-tutup katub ini kena modifikasi di bagian pantat noken as digrinding antara durasi 0.15mm sebanyak o.72mm inlet dan 0.55mm outlet. Profil noken as yang lebih tinggi pada bubungan masuk memang disengaja untuk mengail tenaga pada bottom to mid power band, bagaikan karakter motorcross. Karena mio memang tidak bermain hingga belasan ribu RPM.

Grinding cam mio

Grinding cam mio

Suplai bahan bakar diserahkan oleh KEIHIN PE 28mm yang sudah direamer habis untuk menghisap lebih banyak udara dan mensalurkan lebih banyak kabut bahan-bakar kedalam silinder. Karburator PE28 ini direamer bulat utuh di bagian belakang untuk meredam agar tidak mudah wheelie saat pertama kali motor dijalankan.Venturi yang diperbesar dimaksudkan untuk memberi nafas extra pada motor matic ini agar putaran atas terus berisi, untuk mengimbangi karakter cam yang mengumbar akselerasi. CDI untuk membuka putaran mesin dipercayakan buatan dari om Tomy Huang.

PE 28 mm full reamer

PE 28 mm full reamer

Untuk mengimbangi torsi liar yang kini dihasilkan, masih perlu bantuan penyalur daya dari KAWAHARA didaulat untuk mengatur perbandingan tenaga dari mesin ke Roda. Jadi untuk akselerasi awal motor tidak terlalu wheelie dan sampai boss berkata, “ini baru namanya MODIFIKASI!”. Mantab!

Final Gir Kawahara

Final Gir Kawahara

Tetap Sehat- Tetap Semangat Biar Bisa Modifikasi Mesin Tiap Hari!


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Doocu.Com - Free PDF Software